Kamis, 28 November 2013
Kamis, 21 November 2013
Selasa, 05 November 2013
Laporan Hasil Praktikum Kimia Elektrolisis Larutan KI dan CuSO4
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Selain sel volta dalam sel elektrokimia
juga terdapat ada sel elekrolisis. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari
sel volta. Bila sel volta adalah energi kimia yang berasal dari reaksi redoks
spontan diubah menjadi energi listrik, sedangkan sel elektrolisis adalah energi
listrik yang digunakan untuk melangsungkan reaksi kimia tak spontan.
Reaksi elektrolisis adalah reaksi
yang terjadi ketika listrik dialirkan melalui elektrolit. Elektrolisis juga
dapat diartikan sebagai peruraian yang disebabkan arus listrik. Bila
elektrolitnya merupakan lelehan senyawa ion, maka kation akan direduksi di
katode , sedangkan anion dioksidasi di anode.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Zat apakah yang terjadi di ruang anode sebagai hasil
elektrolisis?
2.
Ion-ion apakah yang terdapat di ruang katode setelah
elektrolisis?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada elektrode (katode dan anode).
D.
MANFAAT
PENELITIAN
Siswa mengerti dan memahami tentang reaksi pada katode
dan anode dalam reaksi elektrolisis.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian
Teori
Reaksi elektrolisis adalah reaksi
yang terjadi ketika listrik dialirkan melalui elektrolit. Elektrolisis juga
dapat diartikan sebagai peruraian yang disebabkan arus listrik. Bila
elektrolitnya merupakan lelehan senyawa ion, maka kation akan direduksi di katode,
sedangkan anion dioksidasi di anode.
Dalam reaksi elektrolisis terdapat
elektrode yang menghubungkan anion dengan kation. Elektrode dibagi menjadi dua,
yaitu elektrode negatif (katode) dan elektrode positif (anode). Dalam katode,
kation akan mengalami reduksi sedangkan pada anode, anion akan dioksidasi.
Reaksi elektrolisis dalam larutan
elektrolit berlangsung lebih kompleks. Spesi bereaksi belum tentu kation atau
anionnya, tetapi mungkin saja air atau elektrodenya. Hal ini bergantung pada
potensial spesi-spesi yang terdapat dalam larutan. Untuk menuliskan reaksi
elektrolisis larutan elektrolit, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a.
Reaksi-reaksi yang
berkompetisi pada tiap-tiap elektrode.
b.
Jenis elektrode, apakah
inert atau bukan inert (aktif)
c.
Potensial tambahan yang
diperlukan, sehingga suatu reaksi elektrolisis dapat berlangsung
(overpotensial).
Reaksi di katode bergantung pada
jenis kation:
Reaksi di anode bergantung pada
jenis anode dan anion :
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Tempat
Tempat : Laboratorium Kimia SMAN 6
MADIUN
B. Subjek
Penelitian
Pada percobaan elektrolisis larutan elektrolit yang di uji adalah
larutan KI dengan elektrode C dan larutan CuSO4 dengan elektode C.
C. Alat dan Bahan Penelitian
Alat
1. Tabung
Pipa U
2. Elektrode C
3. Alat uji elektrolit
4. Gelas ukur
5. Baterai
Bahan
1.
Larutan KI
2.
Larutan CuSO4
3.
Fenolftalein
4.
Tepung Kanji
(Amilum)
D. Prosedur
Penelitian
·
Elektrolisis
larutan KI dengan elektrode C
1. Masukan larutan KI dalam pipa U yang telah disiapkan.
Sisakan ruang 2 cm dari atas lubang pipa U.
2. Letakkan pada gelas ukur ukuran 1000 ml agar pipa U tidak
jatuh.
3. Letakkan gelas ukur pada alat uji elektrolit.
4. Jepit elektrode C pada masing-masing jepit buaya yang
terdapat pada alat uji elektrolisis. Tentukan positif negatifnya.
5. Tunggu beberapa saat lalu lihat apa yang terjadi.
Catatlah.
6. Ambil 2ml(20 tetes) larutan KI yang berada pada katode,
letakkan pada gelas ukur kecil A, lalu teteskan 2ml fenolftalein. Amati perubahannya.
7. Ambil 2ml(20 tetes) larutan KI yang berada pada kation,
letakkan pada gelas ukur kecil B, lalu teteskan 2ml amilum. Amati perubahannya.
8. Ambil lagi 2ml(20 tetes) larutan KI yang berada pada
anode, letakkan pada gelas ukur kecil C, lalu teteskan 2ml fenolftalein. Amati
perubahannya.
9. Ambil lagi 2ml(20 tetes) larutan KI yang berada pada
anode, letakkan pada gelas ukur kecil D, lalu teteskan 2ml amilum. Amati
perubahannya.
10. Catatlah hasil pengamatan tersebut dalam tabel.
·
Elektrolisis larutan
CuSO4 dengan elektrode C
1.
Masukkan larutan
CuSO4 ke dalam pipa U yang telah disiapakan. Sisakan ruang 2 cm dari
atas lubang pipa U.
2.
Letakkan pipau U
kedalam gelas ukur ukuran 1000 ml agar tidak jatuh.
3.
Letakkan pada alat
uji elektrolit.
4.
Jepit elektrode C pada
jepit buaya. Masukkan ke dalam larutan CuSO4.
5.
Amati apa yang
terjadi pada Anode dan Katode.
6.
Catatlah hasil
pengamatan dalam tabel.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
·
Elektrolisis KI
dengan elektrode C
KI à K+ + I-
Katode = 2H2O
+ 2e à H2 +
2OH
Anode = I-
à I + e
Cairan dalam
ruang
|
Perubahan
selama elktrolisis
|
Perubahan
setelah ditambah fenolftalein
|
Perubahan
setelah ditambah amilum
|
Anode (+)
|
Berubah
warna menjadi kecoklatan
|
Berubah
warna menjadi kuning pekat
|
Berubah
warna menjadi hitam tapi mengendap
|
Katode (-)
|
Muncul
gelembung
|
Berubah
warna menjadi merah
|
Amilum
mengendap
|
·
Elektrolisis
larutan CuSO4 dengan elektrode C
CuSO4 à Cu2+
+ SO42-
Katode = Cu2+
+ 2e à Cu
Anode = 2H2O
à 4H+ + O2
+ 4e
Cairan dalam
ruang
|
Perubahan
selama elktrolisis
|
Katode
|
Karbon
ditempeli oleh tembaga
|
Anode
|
Bergelembung
|
B.
Pembahasan
Larutan KI adalah suatu larutan elektrolit yang dapat
diuji dengan menggunakan alat uji elektrolit. Keterangan pada hasil penelitian
di atas menyebutkan bahwa pada katode muncul gelembung-gelembung selama reaksi
elektrolisis berlangsung. Hal ini menandakan bahwa pada katode, reaksi
elektrolisis KI merupakan sisa asam oksi. Sedangkan pada anode reaksi selama
elektrolisis merubah warna larutan menjadi kecoklatan. Hal ini menandakan bahwa
pada anode, reaksi elektrolisis KI membuat elekroda menguraikan I-
menjadi I + e.
Larutan CuSO4 dapat diuraikan menjadi Cu2+
+ SO42-. Pada cairan dalam katode, elektrode yang berupa
karbon (C) ditempeli oleh tembaga selama perubahan elektrolisis berlangsung.
Sedangkan pada anode, di sekitar karbon muncul gelembung-gelembung selama
elektrolisis berlangsung. Hal ini dikarenakan pada anode menghasilkan sisa asam
oksi.
BAB
V
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa :
a.
Pada katode terjadi
reduksi. Pada lektrolisis larutan CuSO4 (kation Cu2+),
ion Cu2+ tereduksi.
b.
Pada anode terjadi
oksidasi. Pada elektrolisis larutan KI terjadi oksidasi ion I-,
karena anion I- lebih mudah teroksidasi dari pada air.
c.
Anion sisa asam
oksi seperti SO42-, mempunyai potensial oksidasi lebih
negatif dari pada air, sehingga sulit teroksidasi dan air yang akan
teroksidasi.
BAB
VI
DAFTAR PUSTAKA
search.yahoo.com
id.answer.yahoo.com
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta :
Erlangga.
Langganan:
Postingan (Atom)